Sabtu, 28 Maret 2015

Makalah manusia sebagai khalifah dimuka bumi


BAB I
PENDAHULUAN
·       LATAR BELAKANG
                             Dalam surat al baqarah30, ad-dzariyat:56,al mukminun:12-14,an nahl:78.
Allah menyampaikan keputusan-Nya kepada para malaikat tentang rencana-Nya menciptakan manusia di bumi. Penyampaian kepada para malaikat penting, karena merekalah akan dibebani sekian tugas yang menyangkut manusia, seperti memelihara, membimbing, dan lain sebagainya. Penyampainnya itu juga kelak akan diketahui manusia, akan mengantarnya bersyukur kepada Allah atas anugerah yang tersimpul dalam dialog antara Allah dn para malaikat.
                           Allah berfirman yang artinya “Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi”. Penyampaian ayat ini bias jadi setelah proses penciptaan alam raya dan kesiapannya untuk di huni manusia pertama (Adam) dengan nyaman.
                           Dengan adanya makalh ini, diharapkan kepada kita yang membacanya, agar dapat mengetahui kedudukan manusia di muka bumi ini, juga dapat memahami tugasnya dan kewajibannya sebagai khalifah di bumi ini. Dengan demikian, kita dapat mempelajari apa saja tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi ini.
·        RUMUSAN MASALAH
1.  Makna Allah menjadikan mausia sebagai  khalifah di muka bumi
2.                                                                                     2 hadis dan 4 ayat mengenai manusia di jaikan khalifah di muka bumi



BAB II
PEMBAHASAN
·       Makna allah menjadikaan manusia sebagai khalifah di muka bumi
               Yang dimaksud dengan khalifah ialah bahwa manusia diciptakan untuk menjadi penguasa yang mengatur apa-apa yang ada di bumi, seperti tumbuhannya, hewannya, hutannya, airnya, sungainya, gunungnya, lautnya, perikanannya dan seyogyanya manusia harus mampu memanfaatkan segala apa yang ada di bumi untuk kemaslahatannya. Jika manusia telah mampu menjalankan itu semuanya maka sunatullah yang menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi benar-benar dijalankan dengan baik oleh manusia tersebut, terutama manusia yang beriman kepada Allah SWT dan Rasulullah SWT.
                Tugas utama manusia sebagai khalifah di bumi ini,yaitu beribadah kepada Allah,manusia Allah turunkan dengan segala fasilitas yang telah disediakan,tentunya bukan hanya untuk dipergunakan begitu saja,melainkan juga untuk dijaga,dirawat,dilestarikan,dan dimanfaatkan keberadaannya.
               Manusia adalah makhluk yang paling sempurna dibanding makhluk ciptaan Allah lainnya.Karena manusia diberikan Allah pikiran dan dapat memikir dengan akal.Karena itu Allah mempercayakan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini.Tidak ada yang dapat manusia lakukan tanpa adanya campur tangan dari Allah swt,karena itu beribadah adalah satu wujud bakti sebagai hamba Allah.
                Allah tidak akan menyulitkan hambanya,telah ia berikan umat Islam pedoman berupa Al-qur’an untuk kita ikuti petunjuk yang ada di dalamnya,dan juga telah Allah kirimkan Rasulullah sebagai pemimpin bagi umat Islam,yaitu nabi Muhammad SAW.Menyembah hanya kepada Allah dan beribadah kepadanya adalah sebuah kewajiban kita sebagai khalifah,kita hanya harus menyembah dan berserah diri kepadanya.Mengikuti aturannya dan menjauhi larangannya.


Berikut ini tugas manusia lainnya di bumi ini selain menyembah kepada Allah SWT.
   Manusia Sebagai Khalifah di bumi-Pemimpin Dirinya Sendiri
Manusia sebagai khalifah di bumi artinya setiap manusia adalah khalifah,pemimpin dirinya sendiri sebelum memimpin saudaranya yang lain.Dengan belajar mengontrol apa yang dipikirkan kita,hati kita,tingkah laku kita,perasaan kita,dan sikap yang seharusnya bagaimanaharus ditampilkan,tanpa kita sadari bahwa kita sedang memimpin diri kita sendiri.Kita hidup di dunia ini akan selalu dihadapkan pada dua pilihan,yaitu dengan berujung denganbaik atau buruk.Itulah kelebihan kita lainnya yaitu diberi pilihan.
   Tugas Manusia Sebagai Khalifah di Bumi-menjaga alam dan saling menyayangi
Selain tugas manusia sebagai khalifah di bumi ini yaitu beribadah kepada Sang Maha Pencipta,tugas lain manusia di bumi ini yaitu menjaga alam dan isinya.Alam yang memberikan kita keberadaan hidup,oleh karena itu kita harus menjaga dan melestarikannya.Dengan cara menggunakan apa yang ada di alam ini dengan secukupnya tanpa berlebihan.Tidak merusak apa yang ada di alam ini,karena itu akan merugikan diri kita sendiri.
   Tugas lain manusia sebagai khalifah di bumi ini yaitu saling menyayangi dan menjaga setiap sesama umat manusia,menolong sesama saudaranya.Allah menciptakan umat manusia beragam bukan untuk saling menjatuhkan,atau saling bermusuhan,melainkan untuk saling mengenal,supaya kita bisa belajar satu sama lainnya.Karena itu jangan jadikan perbedaan untuk kita saling menjatuhkan dan perpecahan.Manusia hidup di bumi ini butuh orang lain,antara satu sama lainnya saling ketergantungan,karena pada hakikatnya kita ini satu turunan,,yaitu turunan nabi Adam.Tanamkan rasa toleransi dan menyayangi ,senantiasa tolong menolong,serta selalu mengingatkan dalam perbaikan.
    Manusia Sebagai Khalifah di Bumi-memakmurkan dan memelihara bumi.
Allah menciptakan manusia sebagai khalifah di bumi ini artinya,maksudnya manusia di ciptakan untuk menjadi penguasa dan pengatur segala yang ada di bumi ini yaitu menjaga tumbuh-tumbuhan,hewan,hutan,laut,gunung,perikana,dan lain-lain.Manusia sebagai khalifah di bumi ini harus bisa memanfaatkan semua yang ada di bumi ini demi kemaslahatannya.
Manusia sebagai khalifah di bumi memiliki kewajiban bersama yang dibebankan Allah yaitu mengekplorisasi kekayaan bumi untuk kemaslahatan umat manusia.Selain itu tugasnya yaitu memelihara bumi dan memelihara akidah yang ada di dalamnya.

Allah berfirman kepada para malaikat ketika akan menciptakan Adam, ''Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi''. (Al-Baqarah:30). Banyak kaum muslimin yang keliru dalam memahami ayat ini, yakni sebagai wakil/pengganti Allah dalam mengurus bumi. Makna khalifah yang benar adalah kaum yang akan menggantikan satu sama lain, kurun demi kurun, dan generasi demi generasi, demikian penjelasan dalam ringkasan Tafsir Ibnu Katsier
''Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: ''Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.'' Mereka berkata: ''Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?''. Tuhan berfirman: ''Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui''(Al-Baqarah:30)
Allah Ta'ala memberitahukan ihwal pemberian karunia kepada Bani Adam dan penghormatan kepada mereka dengan membicarakan mereka di al-Mala'ul Ala, sebelum mereka diadakan. Maka Allah berfirman, ''Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat''. Maksudnya, Hai Muhammad, ceritakanlah hal itu kepada kaummu'', ''Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di bumi'', yakni suatu kaum yang akan menggantikan satu sama lain, kurun demi kurun, dan generasi demi generasi, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman, ''Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi'' (Fathir: 39). Itulah penafsiran khalifah yang benar, bukan pendapat orang yang mengatakan bahwa Adam merupakan khalifah Allah di bumi dengan berdalihkan firman Allah, ''Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.''
Abdur Razaq, dari Muammar, dan dari Qatadah berkata berkaitan dengan firman Allah, ''Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi orang yang akan membuat kerusakan padanya'', Seolah-olah malaikat memberitahukan kepada Allah bahwa apabila di bumi ada makhluk, maka mereka akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah di sana. Perkataan malaikat ini bukanlah sebagai bantahan kepada Allah sebagaimana diduga orang, karena malaikat disifati Allah sebagai makhluk yang tidak dapat menanyakan apa pun yang tidak diizinkan-Nya.
Ibnu Juraij berkata bahwa sesungguhnya para malaikat itu berkata menurut apa yang telah diberitahukan Allah kepadanya ihwal keadaan penciptaan Adam. Maka malaikat berkata, ''Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu oranig yang akan membuat kerusakan padanya?''.
Ibnu Jarir berkata, ''Sebagian ulama mengatakan, 'Sesungguhnya malaikat mengatakan hal seperti itu, karena Allah mengizinkan mereka untuk bertanya ihwal hal itu setelah dibentahukan kepada mereka bahwa khalifah itu terdiri atas keturunan Adam. Mereka berkata, ''Mengapa Engkau hendak menjadikan orang yang akan membuat kerusakan padanya?'' Sesungguhnya mereka bermaksud mengatakan bahwa di antara keturunan Adam itu ada yang melakukan kerusakan. Pertanyaan itu bersifat meminta informasi dan mencari tahu ihwal hikmah. Maka Allah berfirman sebagai jawaban atas mereka, Allah berkata, ''Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui,'' yakni Aku mengetahui kemaslahatan yang baik dalam penciptaan spesies yang suka melakukan kerusakan seperti yang kamu sebutkan, dan kemaslahatan itu tidak kamu ketahui, karena Aku akan menjadikan di antara mereka para nabi, rasul, orang-prang saleh, dan para wali.
Syaikh Muhammad Nasib Ar-Rifa
i berkata dalam ringkasan Tafsir Ibnu Katsiernya :
Saya berpendapat bahwa konsep khalifah mengharuskan secara pasti tiadanya pihak yang digantikan, baik tiadanya itu secara total atau hanya sebagian, baik tiadanya itu karena kematian, perpindahan, dicopot, mengundurkan diri, atau karena sebab lain yang membuat pihak yang digantikan tidak dapat melanjutkan aktivitasnya. Misalnya Anda berkata: ''Abu Bakar merupakan khalifah Rasulullah shalallahu wa
alaihi wa sallam'' yakni setelah Rasul meninggal. Atau Anda berkata: ''Rasulullah menjadikan Ali sebagai khalifah di Madinah,'' yaitu ketika Nabi shalallahu waalaihi wa sallam pergi dari Madinah untuk melakukan salah satu perang. Bila konsep ini telah jelas dan melahirkan kepuasan, maka orang yang merasa puas tadi akan menemukan kekeliruan pendapat orang yang mengatakan bahwa Adam dijadikan Allah sebagai khalifah-Nya di bumi. Kekeliruan itu disebabkan oleh hal-hal berikut ini.
         1. Adalah mustahil tiadanya Allah dari kerajaan-Nya, baik secara total maupun sebagian. Dia senantiasa mengurus langit dan bumi dan tidak ada suatu perkara seberat Dzarrah pun yang ada di langit dan di bumi yang terlepas dari pengetahuan-Nya. Jadi, Dia tidak membutuhkan khalifah, wakil, pengganti, dan tidak pula butuh kepada pihak yang ada di dekat-Nya. Dia Mahakaya dari semesta alam.
        2. Jika keberadaan Adam atau jenis manusia itu layak untuk menggantikan Allah, maka dia harus memiliki sifat-sifat yang menyerupai sifat-sifat Allah Ta'ala, dan Mahasuci Allah dari sifat-sifat yang dapat diserupai manusia. Jika manusia, sebagaimana seluruh makhluk lainnya, tidak menyandang sifat-sifat yang menyerupai sifat-sifat Allah, bahkan makhluk tidak memilikinya, sedangkan Allah Maha Sempurna pada seluruh sifat-Nya, maka terjadilah ketidaksamaan secara total. Maka bagaimana mungkin orang yang berkekurangan menggantikan pihak Yang Mahas Sempurna? Maha Suci Allah dari adanya pihak yang menandingi dan menyerupai. ''Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.'' (asy-Syuura: 11)
        3. Adalah sudah pasti bahwa manusia tidak layak menjadi khalifah atau wakil Allah, bahkan hal sebaliknyalah yang benar, yaitu Allah sebagai khalifah dan wakil. Simaklah beberapa firman berikut ini. ''Cukuplah Allah menjadi Wakil (Penolong) kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung''(Ali Imran: 173). ''Dan Allah Maha Mewakili segala sesuatu.''(Hud: 12). ''Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya.''(At-Thalaq: 3). ''Dan cukuplah Allah sebagai Wakil''(An-Nisa': 81) Dalam hadits mengenai doa bepergian, Nabi shalallahu wa
alaihi wa sallam bersabda, ''Ya Allah, Engkaulah yang menyertai perjalanan dan yang menggantikan dalam mengurus keluarga (yang ditinggalkan)''
            4. Tidak ada satu dalil pun, baik yang eksplisit, implisit, maupun hasil inferensi, baik di dalam Al-Qur'an maupun Sunnah yang menyatakan bahwa manusia merupakan khalifah Allah di burni, karena Dia berfirman, ''Sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang khalifah di bumi''. Ayat ini jangan dipahami bahwa Adam alaihis salam adalah khalifah Allah di bumi, sebab Dia bertirman, ''Sesungguhnya Aku akan menjadikan khalifah di bumi.'' Allah mengatakannya demikian, dan tidak mengatakan, ''Sesungguhnya Aku akan menjadikan, untuk-Ku, seorang khalifah di bumi'', atau Dia mengatakan, ''Sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang khalifah bagi-Ku di bumi'', atau ''menjadikan khalifah-Ku''. Dari mana kita menyimpulkan bahwa Adam atau spesies manusia sebagai khalifah Allah di bumi? Ketahuilah, sesungguhnya urusan Allah itu lebih mulia dan lebih agung daripada itu, dan Maha Tinggi Allah dari perbuatan itu. Namun, mayoritas mufasirin mengatakan, ''Yakni, suatu kaum menggantikan kaum yang lain, kurun demi kurun, dan generasi demi generasi.''
Ulama lain menafsirkan ayat di atas dengan ''menjadikan sebagai khalifah bagi makhluk sebelumnya yang terdiri atas jin atau makhluk lain yang mungkin berada di muka bumi yang ada sebelum spesies manusia.
                Penafsiran yang pertama adalah lebih jelas karena dikuatkan dengan AlQur'an dan Sunnah. Adapun orang yang berpandangan bahwa yang dimaksud dengan khilafah ialah khilafah dalam penetapan hukum semata, maka pandangan ini tidak dapat diterima. Karena hukum yang valid ialah yang bersumber dari wahyu yang telah ditetapkan Allah, bukan hukum si khalifah, namun hukum Allah, dan hukum itu merupakan sarana penghambaan kepada Allah. Alangkah jauhnya jarak antara ibadah dengan perwakilan dan kekhilafahan. Jadi, jelaslah bahwa orang yang menghukumi itu tiada lain hanyalah menetapkan hukum Allah, bukan inenggantikan-Nya.







·        Hadis dan ayat tentang manusia di  jadikan khalifah dimuka bumi
عَنْ أَبىِ سَعِيْدٍ الخُدْرِيِّ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ , وَاِنَّ اللهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيْهَا فَيَنْظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُونَ , فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ , فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِى إِسْرَا ئِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاء . رواه مسلم
Dari Abu Sa’id Al-Khudlriy - رَضِىَ الله عَنْهُ -, Rasulullah - صلّى الله عليه وسلّم - bersabda: “Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau, dan sesungguhnya Allah menjadikanmu khalifah di dunia, maka (Allah) akan melihat bagaimana kamu melaksanakannya. Maka takutlah kamu akan dunia dan takutlah akan (fitnah karena) wanita, sesungguhnya fitnah yang pertama kali menimpa Bani Israil adalah dalam (masalah) wanita.” (HR Muslim) 
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قِيْلَ يَا رَسول الله : مَنْ أَكْرَمُ النَّاسِ ؟ قَالَ : أَتْقَاهُمْ , فقالوا : لَيْسَ عَنْ هَذَا نَسْأَلُكَ , قَالَ فَيُوْسُفُ نَبيُّ الله ابنُ نبيِّ اللهِ  ابنِ نبيِّ اللهِ  ابْنِ خَلِيلِ اللهِ , قالوا : لَيْسَ عَنْ هَذَا نَسْأَلُكَ , قَالَ : فَعَنْ مَعَادِنِ الْعَرَابِ تَسْأَلُوْنىِ ؟ خِيَا رَهُمْ فِى الجَاهِلِيَّةِ خِيَا رَهُمْ فِى الْاِسْلَامْ إِذَا فَقُهُوا . مُتَّفَقٌ عَلَيْه
Dari Abu Hurairah - رَضِىَ الله عَنْهُ -, ditanyakan (kepada Rasulullah صلّى الله عليه وسلّم): “Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling mulia?” Rasulullah menjawab: “Yang paling taqwa di antara mereka”, mereka berkata, “Bukan tentang ini kami bertanya”, Rasulullah bersabda, “Yusuf - عَلَيْه السَّلَام - adalah Nabiyyullah, putra Nabiyyullah, putra Nabiyyullah, putra Khalilullah Ibrahim -عَلَيْهم السَّلَام -. Mereka berkata, “Bukan tentang ini kami bertanya”, Rasulullah bersabda, “Maka, apakah kalian bertanya padaku tentang bangsa Arab? Orang yang terbaik di masa jahiliyyah adalah yang terbaik dalam Islam jika mereka berilmu”. (Muttafaqun ‘alaihi)
           
·        Ayat tentang manusia sebagai khalifah dimuka bumi

1.         Q.S Al-Baqarah Ayat 30


2.        Surat Al-Mu’min Ayat 67

3.   . Surat Adz Dzariyat ayat 56
4.        Surat Al Hajj ayat 5


BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Manusia yang diciptakan Allah di muka bumi ini sebagai khalifah yang harus bisa bertanggung jawab terhadap tugasnya, karena manusia sejak lahir sudah mempunyai potensi-potensi (fitrah), maka dari itu, manusia harus dapat mengaktualisasikan segala potensi yang dimilikinya dengan baik agar dapat di pertanggungjawabkan, karena manusia sebagai hamba Allah dan sebagai khalifah di bumi. hendaknya manusia berperilaku yang mencerminkan :
Untuk Kesadaran akan tugas hidupnya sebagai pengatur bumi.
Untuk  Perbuatan yang baik kepada sesama manusia maupun terhadap makhluk yang lain.
Untuk Usaha semaksimal mungkin untuk menghindari perbuatan yang dapat menimbulkan kerusakan bagi siapapun.
Untuk  Usaha utuk mewujudkan islah atau perdamaian di bumi dan menghindari pertikaian yang akan membawa kerusakan.
SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari teman-teman yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.



table dan grafik dengan pertanyaan


NAMA : NUR RAHMAH
KELAS : X.1 EC
NIS : 3309
Tabel Perkembangan Rata-rata Harga Minyak Goreng Curah selama 2009 (Rp/kg) yang diperoleh dari Departemen Perdagangan.
·         Harga minyak goreng curah pada bulan  Januari yaitu Rp.8.247/kg sedangkan harga minyak goreng kemasan seharga Rp.8.561/kg
·         Harga minyak goreng curah pada bulan Februari yaitu Rp.8.752/kg sedangkan harga minyak goreng kemasan seharga Rp.8.570/kg
·         Harga minyak goreng curah pada bulan Maret yaitu Rp.9.028/kg sedangkan harga minyak goreng kemasan seharga Rp.8.488/kg
·         Harga minyak goreng curah pada bulan April yaitu Rp.9.454/kg  sedangkan harga minyak goreng kemasan seharga Rp.8.395/kg
·         Harga minyak goreng curah pada bulan Mei yaitu Rp.10.014/kg  sedangkan harga minyak goreng kemasan seharga Rp.8.446/kg
·         Harga minyak goreng curah pada bulan Juni yaitu Rp.9.730/kg sedangkan harga minyak goreng kemasan seharga Rp.8.572/kg
·         Harga minyak goreng curah pada bulan Juli  yaitu Rp.9.054/kg sedangkan harga minyak goreng kemasan seharga Rp.8.496/kg
·         Harga minyak goreng curah pada bulan Agustus  yaitu Rp.9.144/kg sedangkan harga minyak goreng kemasan seharga Rp.8.444/kg
·         Harga minyak goreng curah pada bulan September yaitu Rp.9.258/kg sedangkan harga minyak goreng kemasan seharga Rp.8.505/kg
·         Harga minyak goreng curah pada bulan Oktober yaitu Rp.8.905/kg sedangkan harga minyak goreng kemasan seharga Rp.8.569/kg
·         Harga minyak goreng curah pada bulan November yaitu Rp.8.627/kg sedangkan harga minyak goreng kemasan seharga Rp.8.417/kg
·         Harga minyak goreng curah pada bulan Desember yaitu Rp.8.721/kg sedangkan harga minyak goreng kemasan seharga Rp.8.385/kg

Soal :
1.       Pada bulan apakah harga minyak goreng curah per kg paling mahal ?
a.Januari      b.Februari         c. Maret            d. April                         e.Mei
2.       Berapakah harga minyak goreng kemasan per kg pada bulan November ?
a. Rp.8.247  b. Rp.8.752        c.Rp.9.028         d. Rp.8.417        e. Rp.8.627
Grafik Pertumbuhan Motor Service
·         Pertumbuhan motor service pada tahun 2004 mencapai 1.400 unit
·         Pertumbuhan motor service pada tahun 2005 mencapai 3.273 unit
·         Pertumbuhan motor service pada tahun 2006 mencapai 3.361 unit
·         Pertumbuhan motor service pada tahun 2007 mencapai 5.055 unit
·         Pertumbuhan motor service pada tahun 2008 mencapai 6.552 unit

Soal :
1.       Berapakah pertumbuhan motor service pada tahun 2006 ?
a.3.361 unit             
b. 1.400 unit           
c. 3.273 unit
d. 5.055 unit
e. 6.552 unit
2.       Pada tahun berapakah pertumbuhan motor service mencapai 6.552 unit ?
a.Pada tahun 2004   
b. Pada tahun 2005  
c. Pada tahun 2006  
d. Pada tahun 2007
e. Pada tahun 2008

Senin, 20 Oktober 2014

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA


LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA
 






DISUSUN OLEH :
NUR RAHMAH
X.IA.1 (EC)


JUDUL :
            Mengukur suatu benda dengan alat ukur
TUJUAN :
            Untuk mengetahui bagaimana cara mengukur panjang dan massa dengan baik.
ALAT DAN BAHAN :
            ALAT :
·         Jangka Sorong
·         Mikrometer Sekrup
·         Neraca Ohauss
BAHAN :
·         Pensil/pen
·         Penghapus/Rautan
·         Buku Tulis
·         Asbak
·         Tip X
·         Penutup Pulpen








LANDASAN TEORI :
Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan alat ukur, ada beberapa macam alat ukur yang sering digunakan dalam pengukuran panjang, yaitu mistar,jangka sorong, dan mikrometer sekrup.
Menurut Allen & Yen (1979: 2) pengukuran (measurement) adalah penetapan angka bagi individu dengan cara sistematis yang mencerminkan sifat (karakteristik) dari individu.
            Menurut Miller (2008: 2), pengukuran adalah deskripsi kuantitatif prestasi individu dari peserta didik pada tes tunggal atau beberapa tes penilaian. Menurut Saifuddin Azwar (2010: 3) pengukuran adalah suatu prosedur pemberian angka terhadap atribut atau variabel suatu kontinum.Sementara itu, menurut Anas Sudijono (2011: 4) pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mengukur sesuatu. Pada hakekatnya, kegiatan ini adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar ukuran tertentu. Berdasarkan beberapa definisi tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa pengukuran adalah proses pemberian angka atau deskripsi numerik kepada individu. Hasil dari pengukuran adalah angka. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa pengukuran bersifat kuantitatif.
Menurut Saifuddin Azwar (2010: 4-6) karekteristik dari pengukuran, yaitu:
1) perbandingan antara atribut yang di ukur dengan alat ukurnya, maksudnya apa yang di ukur adalah atribut atau dimensi dari sesuatu, bukan sesuatu itu sendiri; 2) hasilnya dinyatakan secara kuantitatif artinya, hasil pengukuran berwujud angka; 3) hasilnya bersifat deskriptif, maksudnya hanya sebatas memberikan angka yang tidak diinterpretasikan lebih jauh. Dari ketiga karakteristik yang disebutkan tersebut maka dapat dikemukakan bahwa pengukuran merupakan pengambilan keputusan yang menghasilkan sebuah angka tetapi angka yang diberikan tidak memberikan interpretasi lebih jauh.
Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang sudah diketahui nilainya, misalnya dengan besaran standart. Pekerjaan membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur. Sedangkan pembandingnya yang disebut sebagai alat ukur. Pengukuran banyak sekali dilakukan dalam bidang teknik atau industri. Sedangkan alat ukurnya sendiri banyak sekali jenisnya, tergantung dari banyak faktor, misalnya objek yang diukur serta hasil yang di inginkan.



Yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengukuran adalah :
1. Standart yang dipakai harus memiliki ketelitian yang sesuai dengan standart yang telah ditentukan
2. Tata cara pengukuran dan alat yang digunakan harus memenuhi persyaratan.
Pengetahuan yang harus dimiliki adalah bagaimana menetukan besaran yang akan diukur, bagaimana mengukurnya dan mengetahui dengan apa besaran tersebut harus diukur. Ketiga hal tersebut harus mutlak dimiliki oleh orang yang akan melakukan pengukuran.
Pengukuran semua besaran sebenarnya statif terhadap suatu standar atau satuan tertentu, dan satuan ini dipastikan disamping nilai numeriknya. Satuan internasional yang pertama adalah meter, dinyatakan sebagai standar panjang oleh French Academy of Sciences, pada tahuan 1970-an. Meter standar awalnya ditentukan sebesar satu persepuluh juta dari jarak antara garis equador bumi dengan salah satu kutub, dibuatlah sebuah penggaris platinum untuk mempersantesikan panjang ini. Tahun 1889, meter didefinisikan sebagai jarak antara dua tanda yang dibuat jelas pada sebuah penggaris campuran platinum iridium. Tahun 1960, meter didefinisikan sebagai 1.650.763,73 panjang gelombang cahaya jingga yang dipancarkan oleh gas krypton 86. Tahun 1983 meter kembali didefinisikan ulang dalam hubungannya dengan kecepatan cahaya. Difinisi yang barui adalah: ‘’ Meter merupakan panjang jalur yang dilalui oleh cahaya pada ruang hampa udara selama selang waktu 1/299.792.456 sekon (s) selama bertahun-tahun, sekon didefinisikan sebagai 1/86.400 dari rata-rata hari matahari sebagai satuan standar waktu. Standar sekon didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan untuk 9.192.631.770 periode radiasi ini. Adapun standar massa adalah kilogram (Kg), yaitu sebuah platinum-iridium  khusus, yang disimpan di internasional bureau of luieghts and measures didekat kota paris yang massanya didefinisikan tepat 1 kg (Glancolli, 2001:10-12).
Konferensi umum mengenai berta dan ukuran ke 14 (1971) menetapkan 7 besaran sebagai dasar bagi system satuan internasional, dari bahasa francis: le sisteme internasional de unites. “pada satuan Si ini standar panjang adalah meter, standar waktu adalah sekon, dan standar massa adalah Kg, system ini disebut system MKS. Adapun system metric lainnya adalah system CGS, dimana centi meter, gram dan sekon adalah satuan standar untuk panjang massa dan waktu. Brits enjenering system memakai standar foot untuk panjang, pourd untuk gaya dan sekon untuk waktu (Halliday, 1998:5-6).

Saat melakukan pengukuran, kita tidak lepas dari kesalahan. Kesalahan ada 2 macam, yaitu; kesalahan sistematik dan kesalahan acak. Adapun kesalah sistematik diantarannya kesalahan kaliberasi, kesalahan titik nol, kesalahan alat lainnya, gesekan, kesalahan paralaks, dan keadaan saat kerja. Kesalahan-kesalahan itu akan menyebabkan penyeimbangan hasil pengukuran. Namun pada prinsipnya kesalahan tersebut dapat dikoresi atau diperhitungkan. Selain kesalahan, ada ketidakpastian pengukuran terulang. Sedangkan kesalahan acak ditimbulkan oleh kondisi lingkungan yang tidak menentu, yang mengganggu kerja alat ukur, misalnya gerak brown , fluktuasi, tegangan listrik, derau (noise) elektronik yang bersifat acak dan sukar dikendalikan (istiyono, 2005:11-13).
Pengukuran sebenarnya merupakan proses perbandingan nilai besaran yang belum diketahui dengan nialai standar yang sudah ditetapakan. Dalam fisika dan tekhnik, pengukuran merupakan aktifitas yang membandingkan kuantitas fisika dari objek dan kejadian dunia nyata. Alat pengukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur benda atau kejadian tersebut. Seluruh alat pengukur terkena error peralatan yang bervariasi. Bidang ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran dinamakan metrologi.













LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN :
        I.            JANGKA SORONG
Pertama-tama kami memastikan bahwa baut pengunci dalam keadaan terbuka.
Lalu, kami membuka rahang bawah jangka sorong.
Setelah itu, kami memasukkan benda yang akan diukur di rahang bawah jangka sorong.
Lalu,kami menggeser kembali rahang geser hingga tepat pada benda.
Kemudian,kami memutar baut pengunci ke kanan.
Lalu,kami membaca berapa skala yang ditunjukkan.
     II.            MIKROMETER SEKRUP
Pertama-tama kami memastikan bahwa baut pengunci dalam keadaan terbuka.
Lalu,kami membuka rahang pada skala putar hingga benda dapat dimasukkan.
Setelah itu,kami meletakkan benda yang akan diukur pada rahang dan memutar kembali sampai tepat.
Lalu,kami memutar baut pengunci hingga skala putar tidak dapat digerakkan.
Lalu,kami  membaca berapa skala yang ditunjukkan.
   III.            NERACA OHAUSS
Pertama-tama kami memastikan bahwa keadaan neraca dalam keadaan setimbang.
Lalu kami meletakkan benda yang akan diukur.
Kemudian kami menggesekan petunjuk skala pada lengan ke 1,lengan ke 2 dan lengan ke 3.
Lalu,kami membaca berapa skala yang ditunjukkan tiap lengan.











HASIL PENGAMATAN :
NO.
ALAT UKUR
NAMA BENDA
PENUNJUKAN SKALA UNTUK BENDA
PANJANG/TEBAL BENDA
HASIL PENGUKURAN
1.
Jangka Sorong
Pensil/pen
SU : 25 Skala
SN : 5 Skala
25 mm
5 x 0,02 mm=0,1mm
25,1 mm = 2,51 cm


Penghapus
SU : 3 Skala
SN : 3,9 Skala
3 mm
3,9 x 0,02 mm=0,78mm
3,0708 mm=0,3078 cm


Rautan
SU : 3,1 Skala
SN : 2 Skala
3,1 mm
2 x 0,02 mm=0,04 mm
3,14 mm=0,314 cm
2.
Mikrometer sekrup
Diameter pulpen
SU : 9 Skala
SN : 13 Skala
9 mm + 0,13 mm
9,13 mm


Diameter penutup pulpen
SU : 11 Skala
SN : 43 Skala
11 mm + 0,43 mm
11,43 mm


Tebal buku
SU : 4 Skala
SN : 8 Skala
4 mm + 0,8 mm
4,8 mm
3.
Neraca Ohauss
Buku Tulis
100 gram
30 gram
4 gram
0,5 gram
100 gram + 30 gram +4 gram + 0,5 gram
134,5 gram


Asbak
100 gram
0 gram
3 gram
0,7 gram
100 gram + 0 gram + 3 gram +0,7 gram
103,7 gram


Tip X
0 gram
30 gram
9 gram
0,2 gram
0 gram + 30 gram +9 gram + 0,2 gram
39,2 gram


ANALISIS HASIL PENGAMATAN :
                   JANGKA SORONG
PENSIL :
                   X  =  NSU + NSN
                        =   25 + 5 x 0,02
                        =   25 + 0,1
                        =   25,1 mm = 2,51 cm
                   Pelaporan = X ±     T
                                    =  2,51 ± ½ 0,02
                                    =  2,51 ± 0,04
                   X.maksimal =  2,51 + 0,04
                                       =  2,55
                   X.minimal = 2,51 – 0,04
                                    =  2,47
PENGHAPUS :
                   X = NSU + NSN
                       = 3 + 3,9 x 0,02
                       = 3 + 0,078
                       = 3,078 mm = 0,3078 cm
                   Pelaporan =  X ±     T
                                    = 3,078 ± ½ 0,02
                                    = 3,078 ± 0,04
                   X.maksimal = 3,078 + 0,04   = 3,118     
                   X.minimal   = 3,078 – 0,04   =  3,038
RAUTAN :
                     X  = NSU + NSN
                         = 3,1 + 2 x 0,02
                         = 3,1 + 0,04
                         = 3,14 mm  = 0,314 cm
                     Pelaporan = X ±     T
                                      = 3,14 ± ½ 0,02
                                      = 3,14 ± 0,04
                     X.maksimal = 3,14  + 0,04
                                         = 3,18
                     X.minimal  = 3,14 – 0,04
                                        = 3,1
                     MIKROMETER SEKRUP
PULPEN :
                     X = NSU + NSN
                        =  9 + 0,13 x 0,02
                        =  9 + 0,0026
                        = 9,0026
                     Pelaporan =  X ±    T
                                      = 9,0026 ± ½ 0,02
                                     = 9,0026 ± 0,04
                     X.maksimal = 9,0026 + 0,04  = 9,,0426
                     X.minimal   = 9,0026 – 0,04 = 8,9626
PENUTUP PULPEN :
                     X = NSU +NSN
                         = 11 + 0,43 x 0,02
                         = 11 + 0,0086
                         =11,0086
                     Pealporan = X ±    T
                                      = 11,0086 ± ½ 0,02
                                      = 11,0086 ± 0,04
                     X.maksimal = 11,0086 + 0,04
                                         = 11,0486
                     X.minimal = 11,0086 - 0,04
                                       = 10,9686
BUKU TULIS :
                     X = NSU + NSN
                        =  4 + 0,8 x 0,02
                        =  4 + 0,016
                        =  4,016
                     Pelaporan = X ±    T
                                      = 4,016 ± ½ 0,02
                                      = 4,016 ± 0,04
                     X.maksimal = 4,016 + 0,04 = 4,056
                     X.minimal   = 4,016 – 0,04 = 3,976

                     NERACA OHAUS:
BUKU :
                     Lengan 1 + Lengan 2 + Lengan 3 + Lengan 4
                     100 gram + 30 gram + 4 gram + 0,5 gram
                     134,5 gram
ASBAK :
                     Lengan 1 + Lengan 2 + Lengan 3 + Lengan 4
                     100 gram + 0 gram + 3 gram + 0,7 gram
                     103,7 gram
TIP X :
                     Lengan 1 + Lengan 2 + Lengan 3 + Lengan 4
                     0 gram + 30 gram + 9 gram + 0,2 gram
                     39,2 gram

                    


  






PEMBAHASAN :
*      Teori
Alat ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu besaran dalam fisika. Adapun beberapa jenis alat ukur panjang dan massa yaitu:
A.Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter. Terdiri dari dua  bagian skala, yaitu skala tetap (tidak dapat digeser)  dan skala nonius (dapat digeser).
B.Micrometer secrup adalah alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur maksimal 25 mm. Untuk mengukur benda-benda yang berukuran pendek atau kecil seperti kawat, kertas, alumunium digunakan micrometer sekrup.
C.Neraca ohauss adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01 gram. Prinsip kerja neraca ini adalah sekedar membanding massa benda yang akan diukur dengan anak timbangan.
*      Pembahasan
Alat ukuryang bertujuan untuk mempelajari alat ukur waktu dan alat ukur panjang beserta ketelitian masing-masing alat ukur. Alat ukur yang digunakan pada praktikum kali ini antara lain jangka sorong,micrometer sekrup dan neraca ohauss. Masing-masing alat ukur mempunyai tingkat ketelitian yang berbeda-beda. Ketepatan hasil pengukuran berulang yang dilakukan dalam percobaan ini dapat dilihat dari nilai rata-rata serta standar deviasi dan % error yang diperoleh dari perhitungan.
Pengukuran dengan micrometer sekrup. Berdasarkan analisis data, hasil pengukuran yang diperoleh sudah sangat teliti dan lebih teliti dari hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dan mistar. Hal ini sesuai dengan teori bahwa ketelitian micrometer sekrup adalah 0,01 mm untuk silet, standar deviasinya 0,0000071 dengan persen error 5,44%, sedangkan kertas standar deviasinya 0,00548 dengan persen error 14,26%, untuk gotri standar deviasinya 0,0000753 dengan persen error 0,46%, dan terkahir kawat, standar deviasinya 0,0000114 dengan persen error 3,31%. Perbedaan persen error didapat dari perbedaan dari nilai rata-rata setiap pengukuran. Standar deviasi menyatakan ketidak pastian hasil pengukuran yang digunakan untuk mengukur tingkat kesalahan.
PENUTUP :
            Kesimpulan :
Saat melakukan pengukuran kita membandingkan sesuatu yang diukur dengan alat yang digunakan sebagai patokan atau acuan.Jadi, mengukur mengandung makna membandingkan sesuatu yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai patokan atau acuan.Sedangkan hasil pengukuran yang dapat dinyatakan dengan nilai atau angka dinamakan besaran. Selanjutnya acuan atau patokan yang digunakan dinamakan satuan.
            Saran :
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari teman-teman yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

















DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010.Alat Ukur.Diakses dari http://www.pengukuran.ac.id.
Giancoli, Douglas C. 2001.Fisika. Jakarta:Erlangga.
Halliday, David.1998. Fisika Jilid 1.Jakarta: Erlangga.
Istiyono, Eka.2005.Fisika. Klaten: PT Intan Pariwara.