LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA
DISUSUN OLEH :
NUR RAHMAH
X.IA.1 (EC)
JUDUL
:
Mengukur suatu benda
dengan alat ukur
TUJUAN
:
Untuk mengetahui
bagaimana cara mengukur panjang dan massa dengan baik.
ALAT
DAN BAHAN :
ALAT :
·
Jangka Sorong
·
Mikrometer Sekrup
·
Neraca Ohauss
BAHAN
:
·
Pensil/pen
·
Penghapus/Rautan
·
Buku Tulis
·
Asbak
·
Tip X
·
Penutup Pulpen
LANDASAN TEORI :
Mengukur
adalah membandingkan sesuatu dengan alat ukur, ada beberapa macam alat ukur
yang sering digunakan dalam pengukuran panjang, yaitu mistar,jangka sorong, dan
mikrometer sekrup.
Menurut Allen & Yen (1979: 2) pengukuran (measurement)
adalah penetapan angka bagi individu dengan cara sistematis yang mencerminkan
sifat (karakteristik) dari individu.
Menurut Miller (2008: 2), pengukuran adalah deskripsi kuantitatif
prestasi individu dari peserta didik pada tes tunggal atau beberapa tes
penilaian. Menurut Saifuddin Azwar (2010: 3) pengukuran adalah suatu prosedur
pemberian angka terhadap atribut atau variabel suatu kontinum.Sementara itu,
menurut Anas Sudijono (2011: 4) pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan
untuk mengukur sesuatu. Pada hakekatnya, kegiatan ini adalah membandingkan
sesuatu dengan atau atas dasar ukuran tertentu. Berdasarkan beberapa definisi
tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa pengukuran adalah proses pemberian angka
atau deskripsi numerik kepada individu. Hasil dari pengukuran adalah angka.
Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa pengukuran bersifat kuantitatif.
Menurut Saifuddin Azwar (2010: 4-6) karekteristik
dari pengukuran, yaitu:
1)
perbandingan antara atribut yang di ukur dengan alat ukurnya, maksudnya apa yang
di ukur adalah atribut atau dimensi dari sesuatu, bukan sesuatu itu sendiri; 2)
hasilnya dinyatakan secara kuantitatif artinya, hasil pengukuran berwujud
angka; 3) hasilnya bersifat deskriptif, maksudnya hanya sebatas memberikan
angka yang tidak diinterpretasikan lebih jauh. Dari ketiga karakteristik yang
disebutkan tersebut maka dapat dikemukakan bahwa pengukuran merupakan
pengambilan keputusan yang menghasilkan sebuah angka tetapi angka yang
diberikan tidak memberikan interpretasi lebih jauh.
Pengukuran
merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran yang
belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang sudah
diketahui nilainya, misalnya dengan besaran standart. Pekerjaan membandingkan
tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur. Sedangkan
pembandingnya yang disebut sebagai alat ukur. Pengukuran banyak sekali
dilakukan dalam bidang teknik atau industri. Sedangkan alat ukurnya sendiri
banyak sekali jenisnya, tergantung dari banyak faktor, misalnya objek yang
diukur serta hasil yang di inginkan.
Yang
perlu diperhatikan dalam melakukan pengukuran adalah :
1. Standart yang
dipakai harus memiliki ketelitian yang sesuai dengan standart yang telah
ditentukan
2. Tata cara pengukuran
dan alat yang digunakan harus memenuhi persyaratan.
Pengetahuan
yang harus dimiliki adalah bagaimana menetukan besaran yang akan diukur,
bagaimana mengukurnya dan mengetahui dengan apa besaran tersebut harus diukur.
Ketiga hal tersebut harus mutlak dimiliki oleh orang yang akan melakukan
pengukuran.
Pengukuran
semua besaran sebenarnya statif terhadap suatu standar atau satuan tertentu,
dan satuan ini dipastikan disamping nilai numeriknya. Satuan internasional yang
pertama adalah meter, dinyatakan sebagai standar panjang oleh French Academy of
Sciences, pada tahuan 1970-an. Meter standar awalnya ditentukan sebesar satu
persepuluh juta dari jarak antara garis equador bumi dengan salah satu kutub,
dibuatlah sebuah penggaris platinum untuk mempersantesikan panjang ini. Tahun
1889, meter didefinisikan sebagai jarak antara dua tanda yang dibuat jelas pada
sebuah penggaris campuran platinum iridium. Tahun 1960, meter didefinisikan
sebagai 1.650.763,73 panjang gelombang cahaya jingga yang dipancarkan oleh gas
krypton 86. Tahun 1983 meter kembali didefinisikan ulang dalam hubungannya
dengan kecepatan cahaya. Difinisi yang barui adalah: ‘’ Meter merupakan panjang
jalur yang dilalui oleh cahaya pada ruang hampa udara selama selang waktu
1/299.792.456 sekon (s) selama bertahun-tahun, sekon didefinisikan sebagai
1/86.400 dari rata-rata hari matahari sebagai satuan standar waktu. Standar
sekon didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan untuk 9.192.631.770 periode
radiasi ini. Adapun standar massa adalah kilogram (Kg), yaitu sebuah platinum-iridium
khusus, yang disimpan di internasional bureau of luieghts and measures didekat
kota paris yang massanya didefinisikan tepat 1 kg (Glancolli, 2001:10-12).
Konferensi
umum mengenai berta dan ukuran ke 14 (1971) menetapkan 7 besaran sebagai dasar
bagi system satuan internasional, dari bahasa francis: le sisteme internasional
de unites. “pada satuan Si ini standar panjang adalah meter, standar waktu
adalah sekon, dan standar massa adalah Kg, system ini disebut system MKS.
Adapun system metric lainnya adalah system CGS, dimana centi meter, gram dan
sekon adalah satuan standar untuk panjang massa dan waktu. Brits enjenering
system memakai standar foot untuk panjang, pourd untuk gaya dan sekon untuk
waktu (Halliday, 1998:5-6).
Saat
melakukan pengukuran, kita tidak lepas dari kesalahan. Kesalahan ada 2 macam,
yaitu; kesalahan sistematik dan kesalahan acak. Adapun kesalah sistematik
diantarannya kesalahan kaliberasi, kesalahan titik nol, kesalahan alat lainnya,
gesekan, kesalahan paralaks, dan keadaan saat kerja. Kesalahan-kesalahan itu
akan menyebabkan penyeimbangan hasil pengukuran. Namun pada prinsipnya
kesalahan tersebut dapat dikoresi atau diperhitungkan. Selain kesalahan, ada
ketidakpastian pengukuran terulang. Sedangkan kesalahan acak ditimbulkan oleh
kondisi lingkungan yang tidak menentu, yang mengganggu kerja alat ukur,
misalnya gerak brown , fluktuasi, tegangan listrik, derau (noise) elektronik
yang bersifat acak dan sukar dikendalikan (istiyono, 2005:11-13).
Pengukuran
sebenarnya merupakan proses perbandingan nilai besaran yang belum diketahui
dengan nialai standar yang sudah ditetapakan. Dalam fisika dan tekhnik,
pengukuran merupakan aktifitas yang membandingkan kuantitas fisika dari objek
dan kejadian dunia nyata. Alat pengukur adalah alat yang digunakan untuk
mengukur benda atau kejadian tersebut. Seluruh alat pengukur terkena error
peralatan yang bervariasi. Bidang ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran
dinamakan metrologi.
LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN :
I.
JANGKA
SORONG
Pertama-tama kami memastikan bahwa baut pengunci
dalam keadaan terbuka.
Lalu, kami membuka rahang bawah jangka sorong.
Setelah itu, kami memasukkan benda yang akan diukur
di rahang bawah jangka sorong.
Lalu,kami menggeser kembali rahang geser hingga
tepat pada benda.
Kemudian,kami memutar baut pengunci ke kanan.
Lalu,kami membaca berapa skala yang ditunjukkan.
II.
MIKROMETER
SEKRUP
Pertama-tama kami memastikan bahwa baut pengunci
dalam keadaan terbuka.
Lalu,kami membuka rahang pada skala putar hingga
benda dapat dimasukkan.
Setelah itu,kami meletakkan benda yang akan diukur
pada rahang dan memutar kembali sampai tepat.
Lalu,kami memutar baut pengunci hingga skala putar
tidak dapat digerakkan.
Lalu,kami
membaca berapa skala yang ditunjukkan.
III.
NERACA
OHAUSS
Pertama-tama kami memastikan bahwa keadaan neraca
dalam keadaan setimbang.
Lalu kami meletakkan benda yang akan diukur.
Kemudian kami menggesekan petunjuk skala pada lengan
ke 1,lengan ke 2 dan lengan ke 3.
Lalu,kami membaca berapa skala yang ditunjukkan tiap
lengan.
HASIL PENGAMATAN :
NO.
|
ALAT UKUR
|
NAMA BENDA
|
PENUNJUKAN SKALA UNTUK BENDA
|
PANJANG/TEBAL BENDA
|
HASIL PENGUKURAN
|
1.
|
Jangka
Sorong
|
Pensil/pen
|
SU : 25 Skala
SN : 5 Skala
|
25 mm
5 x 0,02 mm=0,1mm
|
25,1
mm = 2,51 cm
|
|
|
Penghapus
|
SU : 3 Skala
SN : 3,9 Skala
|
3 mm
3,9 x 0,02 mm=0,78mm
|
3,0708
mm=0,3078 cm
|
|
|
Rautan
|
SU : 3,1 Skala
SN : 2 Skala
|
3,1 mm
2 x 0,02 mm=0,04 mm
|
3,14
mm=0,314 cm
|
2.
|
Mikrometer
sekrup
|
Diameter
pulpen
|
SU : 9 Skala
SN : 13 Skala
|
9 mm + 0,13 mm
|
9,13
mm
|
|
|
Diameter
penutup pulpen
|
SU : 11 Skala
SN : 43 Skala
|
11 mm + 0,43 mm
|
11,43
mm
|
|
|
Tebal
buku
|
SU : 4 Skala
SN : 8 Skala
|
4 mm + 0,8 mm
|
4,8
mm
|
3.
|
Neraca
Ohauss
|
Buku
Tulis
|
100 gram
30 gram
4 gram
0,5 gram
|
100 gram + 30 gram +4 gram + 0,5 gram
|
134,5
gram
|
|
|
Asbak
|
100 gram
0 gram
3 gram
0,7 gram
|
100 gram + 0 gram + 3 gram +0,7 gram
|
103,7
gram
|
|
|
Tip
X
|
0 gram
30 gram
9 gram
0,2 gram
|
0 gram + 30 gram +9 gram + 0,2 gram
|
39,2
gram
|
ANALISIS HASIL PENGAMATAN :
JANGKA SORONG
PENSIL
:
X = NSU
+ NSN
= 25 + 5 x 0,02
=
25 + 0,1
= 25,1 mm = 2,51 cm
Pelaporan = X ± T
= 2,51 ± ½ 0,02
= 2,51 ± 0,04
X.maksimal = 2,51 + 0,04
= 2,55
X.minimal = 2,51 – 0,04
= 2,47
PENGHAPUS :
X = NSU + NSN
= 3 + 3,9 x 0,02
= 3 + 0,078
= 3,078
mm = 0,3078 cm
Pelaporan = X ±
T
= 3,078 ± ½
0,02
= 3,078 ±
0,04
X.maksimal = 3,078 + 0,04 =
3,118
X.minimal = 3,078 – 0,04 = 3,038
RAUTAN
:
X = NSU + NSN
= 3,1 + 2 x 0,02
= 3,1 + 0,04
= 3,14 mm
= 0,314 cm
Pelaporan = X ± T
= 3,14 ± ½ 0,02
= 3,14 ± 0,04
X.maksimal = 3,14 + 0,04
= 3,18
X.minimal = 3,14 – 0,04
= 3,1
MIKROMETER SEKRUP
PULPEN
:
X = NSU + NSN
= 9 +
0,13 x 0,02
= 9 + 0,0026
= 9,0026
Pelaporan =
X ± T
= 9,0026 ± ½ 0,02
= 9,0026 ± 0,04
X.maksimal = 9,0026 +
0,04 = 9,,0426
X.minimal = 9,0026 – 0,04 = 8,9626
PENUTUP
PULPEN :
X = NSU +NSN
= 11 + 0,43 x 0,02
= 11 + 0,0086
=11,0086
Pealporan = X ± T
= 11,0086 ± ½ 0,02
= 11,0086 ± 0,04
X.maksimal = 11,0086 + 0,04
= 11,0486
X.minimal = 11,0086 - 0,04
= 10,9686
BUKU
TULIS :
X = NSU + NSN
= 4 +
0,8 x 0,02
= 4 + 0,016
= 4,016
Pelaporan = X ± T
= 4,016 ± ½ 0,02
= 4,016 ± 0,04
X.maksimal = 4,016 + 0,04 =
4,056
X.minimal = 4,016 – 0,04 = 3,976
NERACA OHAUS:
BUKU
:
Lengan 1 + Lengan 2 +
Lengan 3 + Lengan 4
100 gram + 30 gram + 4 gram
+ 0,5 gram
134,5 gram
ASBAK
:
Lengan 1 + Lengan 2 +
Lengan 3 + Lengan 4
100 gram + 0 gram + 3 gram
+ 0,7 gram
103,7 gram
TIP
X :
Lengan 1 + Lengan 2 +
Lengan 3 + Lengan 4
0 gram + 30 gram + 9 gram +
0,2 gram
39,2 gram
PEMBAHASAN :
Teori
Alat ukur adalah
alat yang digunakan untuk mengukur suatu besaran dalam fisika. Adapun beberapa
jenis alat ukur panjang dan massa yaitu:
A.Jangka sorong
adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter.
Terdiri dari dua bagian skala, yaitu skala tetap (tidak dapat
digeser) dan skala nonius (dapat digeser).
B.Micrometer
secrup adalah alat ukur
panjang yang mempunyai batas ukur maksimal 25 mm. Untuk mengukur benda-benda
yang berukuran pendek atau kecil seperti kawat, kertas, alumunium digunakan
micrometer sekrup.
C.Neraca ohauss adalah alat ukur massa
benda dengan ketelitian 0.01 gram. Prinsip kerja neraca ini adalah sekedar
membanding massa benda yang akan diukur dengan anak timbangan.
Pembahasan
Alat ukuryang
bertujuan untuk mempelajari alat ukur waktu dan alat ukur panjang beserta
ketelitian masing-masing alat ukur. Alat ukur yang digunakan pada praktikum
kali ini antara lain jangka sorong,micrometer sekrup dan neraca ohauss.
Masing-masing alat ukur mempunyai tingkat ketelitian yang berbeda-beda.
Ketepatan hasil pengukuran berulang yang dilakukan dalam percobaan ini dapat
dilihat dari nilai rata-rata serta standar deviasi dan % error yang diperoleh
dari perhitungan.
Pengukuran
dengan micrometer sekrup. Berdasarkan analisis data, hasil pengukuran yang
diperoleh sudah sangat teliti dan lebih teliti dari hasil pengukuran
menggunakan jangka sorong dan mistar. Hal ini sesuai dengan teori bahwa
ketelitian micrometer sekrup adalah 0,01 mm untuk silet, standar deviasinya
0,0000071 dengan persen error 5,44%, sedangkan kertas standar deviasinya
0,00548 dengan persen error 14,26%, untuk gotri standar deviasinya 0,0000753
dengan persen error 0,46%, dan terkahir kawat, standar deviasinya 0,0000114
dengan persen error 3,31%. Perbedaan persen error didapat dari perbedaan dari
nilai rata-rata setiap pengukuran. Standar deviasi menyatakan ketidak pastian
hasil pengukuran yang digunakan untuk mengukur tingkat kesalahan.
PENUTUP :
Kesimpulan :
Saat
melakukan pengukuran kita membandingkan sesuatu yang diukur dengan alat yang
digunakan sebagai patokan atau acuan.Jadi, mengukur mengandung makna
membandingkan sesuatu yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai
patokan atau acuan.Sedangkan hasil pengukuran yang dapat dinyatakan dengan
nilai atau angka dinamakan besaran. Selanjutnya acuan atau patokan yang
digunakan dinamakan satuan.
Saran :
Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari teman-teman
yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010.Alat
Ukur.Diakses dari http://www.pengukuran.ac.id.
Giancoli, Douglas C.
2001.Fisika. Jakarta:Erlangga.
Halliday, David.1998. Fisika Jilid 1.Jakarta:
Erlangga.
Istiyono, Eka.2005.Fisika. Klaten: PT Intan
Pariwara.